Powered By Blogger

Selasa, 11 Juni 2013

Melihat Jejak Ancaman dan Kemegahan Kelud (Sebuah Catatan Perjalanan)

08.30 pagi cerah itu hari Jumat 7 Juni 2013 kami berempat bergegas memulai perjalanan dari Jogja. Setelah menempuh 2,5 jam perjalanan kami sampai di Bumi Sukowati. Ya, kami singgah sebentar ke Kota Sragen Jawa Tengah untuk menjemput 2 orang teman kami di kampung Gambiran sekaligus waktu itu kami gunakan untuk rehat dan makan di Soto Kwali "Girin". Selepas nyoto jam 11.30 kami lanjutkan perjalanan menuju Jawa Timur. Pada 12.15 kami telah memasuki wilayah Mantingan Jawa Timur dan berhenti karena saya harus Jumatan dulu. Selepas sholat Jum'at, 12.50 kami melanjutkan lg perjalanan menuju Kota Nganjuk melalui kota Ngawi dan Caruban. Sekitar 15.00 kami telah memasuki Nganjuk kemudian kami ke kanan mengambil jalur alternatif Berbek - Pace - Grogol - Kota Kediri. Sekitar 16.00 kami telah sampai di Kota Kediri dan langsung menuju Gunung Kelud melalui Pabrik Gula Pesantren - Wates - Sugihwaras Ngancar untuk mengejar sunset. Bagi yang belum pernah, tak usah bingung karena sejak dari Kota Kediri dan memasuki daerah Kecamatan Wates di Kabupaten Kediri banyak rambu penunjuk arah ke Gunung Kelud.

Anak Gunung Kelud (Kubah Lava) dengan latar belakang Puncak Kelud_Photodocs: Baskoro
17.00 dalam suasana mendung menggelayut kami tiba di area parkir kawasan wisata puncak Gunung Kelud. Kami pun tak mendapatkan moment sunset. Suasana nampak sepi, hanya ada beberapa penjaga kawasan wisata dan segelintir pengunjung. Dengan membayar retribusi masuk 8000/orang dan parkir mobil 3000 rupiah kami menuju ke Kubah Lava (anak Kelud) dengan melalui sebuah terowongan sepanjang 300 meter menggunakan mobil. Ya, karena pengunjung sepi maka mobil bisa parkir melalui terowongan. Terowongan ini disebut Terowongan Ampera, dahulu dibuat untuk mempertahankan volume danau kawah Kelud. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kelud ).

Terowongan Ampera Kelud_Photodocs_Anank
Akhirnya sampai juga di Anak Kelud yang muncul akibat proses erupsi tahun 2007 dimana dulu merupakan danau dan sekarang danau itu menghilang berubah menjadi kubah dan disebut Anak Gunung Kelud. Setelah photo-photo sejenak dengan latar Anak Gunung Kelud kami kembali ke area parkir kawasan wisata. Disana kami terlibat pembicaraan singkat dengan penjaga (Pak Tomo). Sepi mas, hari Jumat dan sudah sore. Ini tinggal menunggu pengunjung terakhir terus nanti kami tutup pintu gerbang kawasan wisata. Besok jam 07.00 baru dibuka kembali," kata petugas jaga. Buyar sudah rencana kami untuk menginap di Aula Kawasan Wisata Gunung Kelud. Rencana kami menginap terkendala karena tidak ada satupun warung-warung yang buka untuk memuaskan rasa lapar kami saat menempuh perjalanan dan selama menanti mentari terbit. 

17.45 kami terpaksa turun lagi keluar kawasan wisata untuk mencari tempat makan dan bermalam. Sekitar 20 menit perjalanan turun (8 km dari puncak kelud) kami menjumpai kampungkelud.

Penunjuk Kampung Kelud Resto & Losmen_Photodocs : Baskoro
Di Kampung Kelud kami menyewa 1 kamar dengan rate 250rb/malam dengan fasilitas TV,AC,Kamar Mandi, Air Panas dan breakfast utk 2 orang. Menurut kami rate harga wajar dengan fasilitas kamar dan ukuran ruang yang besar. Harga makanan di Kampung Kelud juga standar untuk ukuran tempat wisata misal mie kuah pake telur (bukan indomie lho..), nasi goreng berkisar 10rb rupiah. Untuk minuman seperti kopi hitam, teh 3rb-an rupiah. Extra bed 35rb/buah. Hore...murah, makan enak, tidur nyenyak.


Paginya Sabtu 05.00 kami bergegas kembali menuju puncak Kelud untuk menjemput matahari terbit. Dan ......... tak sia-sia

View Kawasan Puncak Kelud dari Jembatan_Photodocs : Anank
Nah ini jembatannya_Photodocs : Anank






Punggung Bukit Puncak Kelud_Photodocs: Anank
























Jalan menuju puncak (dilihat dari atas)_Photodocs: Anank































Jam mendekati 07.00 kami pun melanjutkan menuju gerbang masuk kawasan wisata. Setelah menunggu dibuka oleh Pak Tomo (petugas jaga), kami pun akhirnya sampai kembali ke kawasan wisata.
Setelah sarapan di Warung Bu Tomo kami bergegas kembali menuju Anak Kelud selagi sinar mentari pagi masih menerangi. Lets go !!! dan kami tak lupa merekam jejak kembali



Area Parkir dan Warung Kawasan Wisata Kelud_Photodocs: Baskoro


Puncak Sumbing Kelud di sisi barat_Photodocs_Anank

Puncak Sumbing Kelud dari sisi Utara_Photodocs: Anank





Puncak Kelud di sisi Utara dilihat dari Anak Kelud_Photodocs: Anank

























Puas merekam jejak di bekas kawah Kelud, kami pun keluar melalui terowongan lagi untuk menuju ke Sungai Air Panas melalui anak-anak tangga yang cukup melelahkan. Jika anda ingin menghemat tenaga maka naik ojek saja dengan tarif 10rb rupiah. Nah, selama menyusuri anak tangga menuju ke sungai air panas hanya ada 1 warung yang dapat digunakan sebagai tempat istirahat.

Tangga menuju Sungai Air Panas dengan Latar Puncak Gajahmungkur Kelud_Photodocs: Anank
Sungai Air Panas_Photodocs: Anank

Kolam untuk berendam air panas_Photodocs: Anank



























Tak sadar, mendung kembali menggelayut di Puncak Kelud maka kami bergegas kembali untuk menaiki tangga demi tangga menuju kembali ke Parkiran. Kaget... sampai diparkiran ternyata area parkir sudah dipenuhi wisatawan yang ingin melihat keindahan dan kemegahan Kelud. Padahal ketika kami datang pada pagi, hanya ada mobil kami yang terparkir. Iya mas, ini hari Sabtu.... kawasan wisata Kelud biasanya ramai dan dibuka 24 jam, biasanya banyak anak muda yang menginap. Saat malam hari, Anak Kelud biasa diterangi pakai lampu sokle,"cerita salah seorang petugas.

Akhirnya 11.40 hujan turun dengan derasnya di Puncak Kelud dan mengakhiri rekam jejak kami di Puncak Kelud. Kami pun turun kembali ke Kampung Kelud, mandi dan berkemas. Tak berhenti disitu kami pun bergerak menuju Kota Pare Kediri untuk menemui kawan kami. Sebelum masuk Pare kami makan di sebuah warung makan dengan menu spesial sate bekicot di daerah Djengkol. Setelah makan kami bergerak lagi menuju Pare dan mampir untuk membeli oleh-oleh Tahu khas Pare. Kami pun merekam jejak lagi...

Tahu Kiet 35rb/besek_Photodocs: Baskoro
Nampang dulu setelah belanja_Photodocs: Putut HN

Setelah bertemu dengan teman kami dari Karina Pare di Sanggar Dolanan Anak maka pada 18.00 kami pun melanjutkan perjalanan pulang melalui jalur Pare - Papar - Kertosono - Nganjuk - Caruban - Ngawi - Sragen - Solo - Jogja. Akhirnya Minggu dini hari 01.00 kami sampai Jogja dengan perasaan sukacita meski kaki-kaki terasa lelah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Facebooker

Pengikut